Kata pengantar
Puji sukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan novel ini untuk tugas nilai akhir.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan novel ini masih belum sempurna. “Tiada gading yang tak retak”, tetapi berkat bimbingan ibu guru novel ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Jinem, semoga novel ini dapat bermanfaat.
Penulis
🌷🌷🌷
Hai semuanyaa…, perkenalkan namaku Delia nama panjang nya Deliaaaaaa…, eh bercanda deh. nama lengkap ku Delia Anissa Maharani ,nama itu diberikan olah kedua orang tua ku atas bersyukurnya kelahiran ku , aku lahir di Jakarta pada tanggal 1 September 2002. Aku anak ketiga dari pasangan suami istri yang saling mencintai sebelum mereka berpisah 💔 , yah papa dan mama ku , papa ku bernama Ibrohim dan ibuku bernama Lidya , oh iya aku memiliki 2 orang kaka perempuan , yang pertama bernama Tita dan yang kedua bernama irene . boleh aku menceritakan sedikit kisah hidup ku ?
Bagaimana kisah taman kanak kanak kalian?
Aku bersekolah pertama ku di taman kanak kanak as-syafi`iyah , saat TK aku sangat pendiam , cengeng dan penakut, , karena aku kecil tak bisa jauh dengan mama , saat sudah di antar ke sekolah aku selalu tidak ingin turun dari motoh , selalu menagis jika sudah di depan kelas , bahkan aku sendiri tahu suara tangis ku mengganggu teman teman ku yang lain , mama selalu menemani ku di dalam kelas , bahkan ketika mama tak mengantar ku kesekolah aku terpaksa di antar bibi ku , saat itulah aku mencoba untuk tidak menangis .
Hari hari selanjutnya aku lewati dengan senyum tipis saat bermai dengan teman teman ku , canda tawa yang menggembirakan hati ketika saat bersama sama main dapat membantu ku melupakan kebiasaan menangis ku , saat bermain dan berteman tak mungkin rasanya jika tidak ada pertikaian , namun semua itu berlalu dengan cepat , saat itu kemi masih kecil , bahkan hanya tau main dan istirahat .
Rasanyan ingin kembali pada saat itu, mengenang setiap kejadian tak cukup rasanya , bertemu mereka semua lagi juga sudah sangat sulit , aku tidak tau satu pun teman TK ku berada , ingin mencarinya dan mempersatukan kembali tali silahturami yang sudah kian lama hilang
🌷🌷🌷
Bagian 1
Cerita ini di mulai dari aku kelas 6 SD di SDN Jatiwaringin 7, dulu saat SD aku mempunyai sedikit teman , tak pandai bergaul dan selalu minder. Teman ku bernama Niken dan Putri , kami selalu istirahat bersama.
“Del ayo jajan ke kantin” ucap niken dan putri
Aku hanya menganggukan kepala dan menyetujui ajakan mereka
“Kalian mau makan apa?” tanya ku
“Aku mau beli nasi goreng deh” jawab niken
“Aku beli minum aja , bawa bekel soalnya?” jawab putri
“Ok deh”
Kami selalu makan bersama dan saling berbincang banyak hal , apapun kita bicarakan , sesekali kami melepas tawa karena cerita cerita lucu.
“Gak terasa ya sebentar lagi kita udah UN” ucap Putri
“Ga terasa juga sebentar lagi kita pisah ☹️ ☹️” ucap ku
“Ujiannya pasti berlalu kok, mudah mudahan kita bisa mengerjakannya dengan baik” nasihat Niken
“Aamiin”
“Pulang sekolah kita mampir ke TipTop yuk? Aku mau beli aksesoris” ajak Niken
“Aku gabisa sekarang Ken , pulang sekolah aku di jemput abang ku” jawab Putri
“Yaudah gini aja, gmna kalo besok aja , kita izin dulu ke oang tua kita ?” saran ku
“Yaudah oke yaa”
🌷🌷🌷
Jam istirahat telah berlalu , memulai kembali pelajaran matematika dengan Bu Dahlia, Putri sangat unggul pada pelajaran matematika, selalu bersemangat ketika pelajaran matematika .
“Anak-anak buka buku paketnya halaman 91, siapa yang bisa mengerjakan nomor 1?” ucap bu guru
“Saya bu!!” jawab Putri dengan penuh percaya diri
“Ya silakan Putri jawab di papan tulis” perintah bu guru
Kami semua memperhatikan Putri yang sedang menulis jawaban nya, terlihat Putri sangat serius .
“Put gimana si cara nya” keluh Niken
“Coba kamu salin dulu jawaban ku itu”
“Hebat banget deh kamu Put” puji ku
Putri membalas pujianku dengan senyuman tipis, dia tak ingin terlihat sombong, Putri membantu kami yang belum paham dengan kesabaran dan ke-ikhlasan yang membuat ilmu Putri mengalir deras.
Bell pertanda pulang telah berbunyi, membuat semua siswa mengemasi barang bareng nya ke dalam tas dan duduk rapih sembari di siapkan untuk pulang .
“Ucapkan salam” perintah ketua kelas
“Asalamualaiikum wr wb”
“Waalaikumsallam anak-anak , pulang nya hati-hati yah” nasihat bu guru.
“Iya buu”
Saat keluar kelas kita ber-3 kembali mengingatkan tentang apa yang sudah di sepakati tadi.
“Jangan lupa ya izin ke orangtua” ucap ku
“Iya Delia bawell, hahahaha” ejek Niken
“Yaudh kalau gitu aku pulang duluan ya, abang ku udah nungguin , kalian hati hati ya pulangnya , sampai ketemu besok , dadahhh” ucap Putri sambil melambaikan tangan nya
“Dahhh”
Kemudian aku dan niken pulang bersama , kebetulan rumah ku searah dengan rumahnya, kami ber-2 jalan kaki, karena tidak jauh jarak antara sekolah dengan rumah.
“Ayo pulang Ken” ajak ku
“Ayoo dell”
Setelah kemarin sudah memiliki rencana untuk mampir ke TipTop untuk membeli aksesoris, Niken sangat bersemangat datang ke sekolah, buktinya dia datang lebih awal dari kita ber-3.
“Lama banget si kamu datang” oceh Niken
“Loh tumben banget seorang Niken datang lebih awal” tanya ku dengan heran
“Aku tuh udah gak sabar mau beli aksesoris” ucap Niken dengan gembira
“Pasti deh kalo udah tentang aksesoris langsung seneng banget” celetuk putri yang baru datang
“Udah deh ayo duduk, masih pagi udah pada rumpi ajah” ajak ku
Bell pertanda mulai pelajaran telah berbunyi, semua siswa yang masih berada diluar kelas segera masuk kedalam kelasnya, kelas kami dimulai dengan pelajaran SBK, pelajaran kesukaan ku ini sekarang sedang belajar materi musik, satu kelas di perintahkan membuat kelompok.
“Kalian buat kelompok masing masing, kita akan mengambil nilai musik dengan bernyanyi lagu Wajib Nasional , satu kelompok minimal 3 orang” ucap bu guru
“Wahh pas banget bisa ber-3” kata Niken
“Yaudh kita ber-3 aja” ajak Putri
“Okee, tapi mau nyayi lagu apa?” tanya ku
“Lagu Indonesia Raya aja, kan pasti hafal, tinggal latihan buat kompakin nada aja deh” saran Putri
“Boleh deh boleh, ayo kita bilang bu guru biar lagu nya ga di pake sama kelompok lain juga” ucapku
Kami bergegas bilang kepada bu guru, sementara teman-teman yang lain masih bingung mencari kelompok.
“Bu guru, saya mau setor nama kelompok dan judul lagunya bu” ucap Niken
“Baik, siapa saja nama kelompok nya?”
“Saya, Niken, Putri buu , judul lagunya Indonesia Raya” Ucapku
“Ya sudah, Minggu depan kalian tampil pertama ya”
“Siap buu”
Usai sudah pelajaran hari ini berakhir ditandai bell pulang, semua siswa merapikan barang barang nya kedalam tas kemudian duduk dengan rapih sembari disiapkan unuk pulang, lain hal nya dengan niken, ia sedari tadi gelisah menunggu pulang hanya karena tak sabar untuk membeli aksesoris nya.
“Ayooo dong cepet” rengek Niken
“Sabar Niken, emang TipTop bakalan pindah apah kalo kita lambat semenit” jawab ku
“Hehehe iya iya maaf, aku udah ga sabar banget”
“Yaudh ayo kita nyebrang dulu, hati hati lihat kanan kiri, jangan lari juga” nasihat Putri
“Iya iya Putt”
Sesampainya kita di TipTop ,kita semua langsung memasuki lorong aksesoris yang terletak di jajaran belakang, kami semua sangat bersemangat ketita memilih aksesoris yang lucu lucu ini.
“Aku bingung mau beli yang mana ☹️” keluh ku
“Gimana kita beli barang yang samaan? Kaya gelang lucu ini nih” saran Putri sembari memperlihatkan sebuah gelang
“Ih lucu, ada huruf nya juga lagi, yaudah yuk samaa” teriak Niken histeris
“Anggap aja buat jadi kenang kenang an kita setelah lulus nanti, gelang ini akan jadi tanda persahabatan kita’ ucap ku
‘Aaaa kenapasi del kamu selalu ngevahas perpisahan, emangnya kamu pengen banget cepet cepet pisah ya dari kita” kata Putri
“Ya gak gitu put, tapi kan emang bener kita bakalan pisah, bukan karena udah gamau bareng bareng, tapi ada cita cita yang harus kita semua gapai” balas ku
“Udah udah jangan sedih sedihan ah, kan aku di sini mau seneng seneng , yaudh kita beli gelang huruf ini” oceh Niken
Kita semua sudah selesai membeli aksesoris, dengan membeli gelang huruf inisial nama kita, yang menjadi simbol persahabatan kita, senang dan sedih menjadi kebahagiaan kami, karena pada kenyataanya selalu ada perpisahan yang menyakitkan pada setiap pertemuan yang menyenangkan, aku benar benar sangat sedih berpisah dengan mereka, dengan arti aku kembali sendiri dan harus kembali pada keasingan terhadap keakraban.
🌷🌷🌷
Bagian 2
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, ujian nasional dan pengumuman kululusan pun telah kami lalui, tahap selanjutnya yaitu mendaftar ke SMP, aku mendaftar di SMPN 6 Bekasi , tapi apah boleh buat, SMP favorit hanyan menerima siswa unggul, seperti putri yang di terima SMP tersebut, sedangkan Niken pindah rumah ke Jakarta, tentu saja ajak bersekolah di daerah sana.
nama ku terus tergeser hingga akhirnya di terima di SMPN 17 Bekasi, aku asing sekali, meski ada juga dari SD ku yang di terima di sana, aku tetap merasa sendirian, hingga saatnya memulai hari pertama sebagai siswa SMP aku sangat canggung. Gak berani memulai percakapan, sangat minder, sampai akhirnya ada satu teman yang menemani ku, ia bernama Kartika.
“Del ayo jajan, kok malah diem aja” ucap kartika
“Ehh iya Kar, maaf maaf tadi bengong” jawab ku
“Yaudah ayo, jangan lanjut bengong”
“Mau kemana?” tanya ku
“Ke kantin Delll” ucap Kartika dengan tegas
“Hehehe iya iya ayooooo”
Kita pun jalan menuju kantin, sepanjang jalan aku selalu merasa minder saat melewati kerumbunan banyak orang, terasa seperti neraka baru { maaf berlebihan }
“Mau jajan apa? Tanya Kartika
“Gak ah, gak laper”
“Beneran gak laper?”
“Iya karr beneran kok”
“Iyaudh temenin gue beli siomay bang jek” ucap Kartika sembari menarik tanan ku
“Iya Karr sabarrr” jerit ku seraya berjalan
Akhirnya bell pulang sekolah pun berbunyi, tak sabar rasanya ingin keluar dari lingkungan ini, ketakutan yang amat besar merajai pikiran ku sedari pagi, pelajaran pun tak mengerti yang di bahas.
“Del.., pulang sama siapa?” tanya kartika
“Naik ojol karr, kenapa?
“Ohhh, gapapa cuma nanya, hati hati yah” ucapnya
“Ehhh bareng keluar sekolah nya” pinta ku
Kartika hanya menganggukan kepalanya, kitapun berjalan keluar dari sekolah, dengan perasaan yang tidak tenang akhinya aku terbebas dari tatapan setiap oerang yang memandang ku sinis. entah sampai kapan mereka membenci ku,
🌷🌷🌷
Hari hari berjalan seperti biasanya, aku yang di selimuti rasa takut selalu berusaha tenang , bahkan setiap ada orang yang membicarakan ku, aku tetap mencoba melebarkan senyum ku, tidak ada yang lebih berharga dari bersabar, toh selagi aku tidak melakukan hal yang merugikan mereka, mereka tak ada hak atas kebahagiaan hidup ku.
Memang tidak mudah berada di lingkungan yang tak sejalan, selalu terdapat penyimpangan, tapi aku bahkan selalu mengikuti arahan teman teman ku , tapi diriku tidak menemukan kenyamanan terhadap pertemanan seperti itu.
Hanya ada beberapa orang yang dapat memahami ku sekiranya dapat membuat ku tetap memiliki teman ngobrol,
“Dell, pulang sekolah mau ikut ga main bareng, kayak nongkrong gitu sama anak anak lainnya ?” ajak kartika
Aku yang tak pernah menginjakan kaki ku pada dunia yang bebas terdiam mendengar ajakan kertika untuk bermain, otak ku terisi penuh dengan pertanyaan pertanyaan, dengan siapa saja aku bermain?, bagaimana kalau teman teman yang lain tidak menyukai ku?, rasa takut ku selalu saja merasuki pikiran ku.
Melihat aku yang malah bengong, Kartika kembali mengulang perkataanya.
“Dell, yaampun masih pagi udah bengong aja, kayanya hobi banget bengong deh lo!”
“Ehh iya iya maaf, hmm gimana ya Kar, gua sebenernya mau banget ikut main sama lo, tapi..”
“Tapi apaa?”
“Gua takut kar di lingkungan yang belom akrab, takut pada ga suka dengan adanya gua”
“Yaampun Dell, nih ya kalo lo terus terus an nutup diri lo buat coba akrab sama orang baru, gimana caranya lo bersosialisasi” oceh Kartika yang berusaha meyakini ku
“Iya juga si Karr, tapi lo bantuin gua ya, gimana caranya biar bisa akrabin mereka” pinta ku
“Oke siap” ucap Kartika seraya mengacungkan jempolnya
Kesepakatan telah terjadi bahwa aku akan memulai bergaul, dan perasaan ku terasa campur aduk ,senang dan takut tetap ada di pikiranku.
Perasaan ku memang selalu berpengaruh pada situasi sekitar, seperti sangat peka terhadap bisikan mereka yang mengarah kepadaku, tatapan tatapan sinis pun sering kali menyudut kepadaku, akupun terus berfikir, apa yang salah dari ku, mungkin aku melakukan hal yang tidak di suka oleh mereka, tapi hal apa?.
Pelajaran dimulai dengan pelajaran biologi, dan berakhir pada pelajaran TIK, bell tanda pulang sudah dibunyikan, aku dan Kartika dengan semangat berjalan keluar sekolah.
“Ehhh Karr, kumpulnya dimana?” tanyaku
“Diwarung depan sekolah, tenang aja kok anak anak nya yang bener kok” ucapnya
Aku hanya menganggukan kepala sambil melihat ke arah warung yang di maksud, sudah ada beberapa orang disana, ada 2 laki kaki dan 2 perempuan.
Aku dan Kartika berjalan menghampiri mereka.
“Dorrr” Kartika membuat kaget salah satu cowok.
“Eh karr, bikin kaget aja nihh, untung aja ga lepas nih gitar” ucap nya sembari mengelus gitarnya
“Hehehe maaf yaa”
Aku hanya berdiri sembari diam, karena aku tidak mengenali mereka, hanya saja sering melihat wajahnya.
“Siapa nih Karr” ucap salah satu cewek
“kenalin dong, ini Delia, temen sekelas gua”
“Haii, nama gua Delia” ucapku memperkenalkan diri
“Ehh gaush kaku gitu dong, kenalin nama gua Rica Ardiansyah, panggil Rica juga boleh” ucap cowok yang berada di samping Kartika
“Gua Edo” ucap sic wok yang memegang gitar
“Gua Rina, ini kembaran gua Rini” ucap Rina sambil tertawa,
Tentu menjadi tawa, dan mengundang senyum setiap orang yang yang mengerti bahwa ini hanya candaan, Karena pada nyatanya Rina dan Rini tidak kembar, nama mereka hanya kebetulan mirip,
Aku hanya tersenyum tipis, serasa senang kehadiran ku di sambut baik mereka.
“Ehh sini duduk, jangan berdiri aja nanti pegel” ucap rini rambil menyeret bangku pelastik
“Bangku buat gua mana” tanya Kartika
“Gapapa karr, lo aja yang duduk, Gua mau beli jajan dulu sebentar” ucap ku
“Eh ikut Dell” pinta Rina
“Ayooo”
“Mau gua pesenin minum apa di sini Dell” tanya Kartika
“samain aja kaya lo Kar”
Aku dan Rina berjalam menghampiri penjual gorengan, supaya bisa dimakan bersama sama aku membelinya cukup banyak, sedangkan Rina membeli cemilan lainnya.
Usai kita membeli jajanan, kami kembali ke warung tadi, sambil berjalan rina menanyakan beberapa hal.
“Dell, kok diem aja si”
“Eh iya kenapa”
“Lo dari tadi diem mulu, ngobrolin apa ke gitu”
Aku terdiam , bingung mencari topik obrolan.
‘Mau nanya si, kamu ngerasa aku ganggu kalian ga”
“Yah engga lah Dell, seneng malah nambah temen baru”
“Hmm gitu yah, seneng deh dengernya”
Aku menganggukan kepalaku, sambil tersenyum lebar, senang mendengar perkataan Rina ,
“Beli apanihh” ucap Edo
“Gorengan nih, Rina juga beli jajanan lain” ucap ku
“Asikk lah makan makann” ucap Rica
“Yehh giliran makanan aja pada cepet lo” sindir Rini ke anak cowo
“Yehh apasi lo Rinn” jawab Rica
Kami semua pun bercanda canda , seambil bernyanyi nyanyi di iringi Edo yang memain kan gitarnya, senyuman lebar yang muncul dari raut muka masing masing, banyak sekali obrolan obrolan yang menjadi kan ku semkin akrab dengan mereka .
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, sebelum semakin sore aku memutuskan pulang, karena takut nanti dicariin. Akupun mengeluarkan handphone ku untuk memesan ojol.
“Ehh gua pulang duluan ya, takut ke sorean”
“Pulang naik apa Dell?” Tanya Rina
“Ini mau pesen ojol kok”
“Yaudh hati hati yah” ucap Kertika
Aku menganggukan kepala sambil tersenyum tipis, sambil berjalan menghampiri ojol dan melambaikan tangan kepada mereka .
Pulang dengan keadaan hati yang senang, hal yang diluar dugaan ku, akhirnya aku berhasil mencoba memberanikan diri berkenalan dengan orang orang baru.
Semakin lama kami semua semakin akrab, semakin kenal lebih jauh satu sama lain,
🌷🌷🌷
Banyak yang telah kami semua lewati bersama, sebagai teman yang telah membuat ku berubah dari rasa minder ku ini, aku memiliki banyak cerita dan kenangan bersama mereka, mengetahui persamaan perbedaan sampai sifat masing masing, sebagaimana kami menyikapi diri terhadap masing masing.
Banyak moment yang menjadikan ku semakin percaya diri, tentu karena mereka berada di sekelilingku, aku bahkan tak merasakan sendirian lagi.
Malah makin kesini memang ada beberapa teman lain nya yang akrab, karena juga semakin lama berada di lingkungan yang sama membuat ku harus berinteraksi dengan yang lain juga.
Disekolah banyak sekali teman satu angkatan yang ku kenal, satu angkatan saja ada 9 kelas, banyak sekali memang, sampai sampia memang tidak bisa membedakan mana yang satu angkata mana yang bukan.
Angkatan ku telah memasuki semester 6, artinya tak lama lagi kami semua kembali berpisah, aku dan karika kembali satu kelas, aku senang dan tambah senang nya lagi Rina dan Rini juga satu kelas dengan ku, kami semua di sibukan dengan try out dan ujian praktik, sambil menunggu waktunya ujian Nasional.
“aduhhh cape bgt kaya gaada hari libur” keluh Rini
“gak Cuma lo doang, satu angkatan juga mungkin ngeluh yang sama” jawab rina
“udah udah istirahat dulu deh yuk ngadem di bawah pohon” saran ku
Kartika , Rina dan Rini hanya mengangguk dan kami berjalan menuju pohon terdekat, kami sedang ujian peraktik olahraga.
Berlari mengelilingi lapangan membuat kami benar benar lelah, sungguh menguras tenaga, sambil melihat yang lain juga berlari tak lama kemudia Rica dan Edo datang menghampiri kami.
“Enak banget ya nyantai nyantai di sini” celetuk edo
“Cape bangt tau, lagi pula kita juga udah selesai lari” ucap kartika
“Yaudh ayo kekantin aja” ajak Rica
Kami semua berjalan menuju kantin, membeli minuman dingin untuk melepas dahaga yang telah mengering di tenggorokan, kami juga sembari mengobrol
“Udah mau lulus nih” ucap rini
“Iya tauuu, terus?” jawab Rina
“Yaampun udh mau pisah lagi ajah” ucap ku
“Yah sedih deh pisah sama kalian” ucap Kartika yang sangat bersedih
“Udah jangan bahas bahas yang sedih sedih’ ucap Rica
“Bahas yang lain aja” ucap Edo sebagai pengalihan pembicaran
“kalian mau lanjut SMA mana?” tanya ku sebagai pengalihan
“Kalo bisa nih ya del gua mau masuk SMAN favorite” ucap Rina dengan penuh keyakinan
“Yah berharap aja semoga nilai lu cukup” jawab Rini
“Yang lain?” aku kembali menanyakan kepada yang lainnya juga
“Sama lah kaya Rina, yang lain juga pasti pengen nya masuk SMAN favorite” ucap Edo
Yang lain hanya mengangguk kan kepala menyetujui perkataan Edo, tapi berbeda dengan ku, aku tak berfikir untuk SMAN atau apalagi SMAN favorite, karena bisa melanjutkan sekolah pun aku sudah bersyukur, bukan karena biaya, tapi karena hidup ku memang bergantung kepada orang tua ku yang telah berpisah.
Aku hanya menjalaninnya saja, karena perhatian orang tua ku juga tidak sepenuhnya memperhatikan urusan ku di sekolah, yang hanya dia tau aku naik kelas dan mengambil rapot, selebihnya aku memendam segala nya sendiri, Aku selalu membandingkan diri ku dengan anak lain yang keluarganya utuh, aku pasti sangat iri terhadap mereka , ingin sekali merasakan yang sama, tapi memang ku pendam sendiri.
🌷🌷🌷
Masa masa sulit pun telah kami lewati, ujian nasional yang baru selesai, membuat aku dan teman teman ku bisa kembali menghirup udara segar, seperti rutinitas yangnj dilakukan setiap tahunnya, akan ada perpisahan bersama yang di adakan di bandung, akhirnya refreshing juga.
Pagi pagi sekali aku sudah siap dengan koperku, karena ingin simple jadi aku menggunakan koper ukuran sedang, lagi pula hanya menginap 2 malam, aku dan teman teman lainnya sudah janji bertemu di sekolah.
“Haii guys” sapaku kepada Rina Rini yang lebih dulu sampai
“Eh dell, serius itu bawaan lo?” tanya rina
“Iyahh, emangnya kenapa?”
“Yaampunkecil banget kopernya, yakin cukup emang?” celetuk Rini sambil menarik koper ku
Kebetulan sekali Edo dan Rica sampai
“Apasi pagi pagi udh gossip” ucap Edo
“Ihhh bukan gosip Do, liat deh kopernya delia kecil banget” ucap Rini yang sedang memegang koper ku
“Ya bagus lah, jadi ga bikin penuh bagasi bis, lagipula juga ini udh lumayan besar kok, menginap Cuma 2 malam cukup untuk membawa bareng kebutuhan” ucap Edo membela ku
“Tau nih, emangnya koper kalian, udah besar banget, masih ada bawaan lain nya lagi, kita Cuma 2 hari nginep kali, bukan di usir dari rumah” ledek Rica membuat Rina dan Rini kesal
“Ehh udah dong, jangan berdebat, udh udh maaf an!” ucap ku yang mencoba melerai mereka.
Usai perdebatan tadi, kami semua kembali berbaikan, tak ingin ada salah paham Edo dan Rica segera meminta maaf.
Kami semua masih menunggu kedatangan Kartika, padahal sudah mendekati jam keberangkatan, pasti deh Kartika selalu telat, tidak hanya pada saat sekolah, liburan pun tetap telat.
Sekitar 20 menit kemudian, Kartika datang juga akhirnya, dia langsung menghampiri kami, yang sudah dari tadi menanti kehadirannya.
“Haii semuaa” sapa kartika tanpa rara bersalah
“Haii mis lelet, akhirnya dateng juga, kejebak macet atau kejebak banjir nih kali ini alesannya?” celetuk Rica yang sedang meledek Kartika
“Yehhh apaansi lo, gua telat bangun, baru juga tidur 3 jam?
“Ngapain lo baru tidur 3 jam?” tanya Edo
“Sibuk gua nyiapin barang barang yang harus di bawa” jawabnya
“Yehh kebiasan lo, ribet sendiri 😋” celetuk Rina sambil mengejek kartika
“Udah ayo masuk bis, nanti ga dapet tempat duduk lagi” kata ku sambil berjalan menuju bis
“Eh del tungguin dihh, gua duduk samping lo” teriak Kartika sambil berjalan menyusul
Kami semua telah memasuki bis, aku duduk dengan kartika sedangkan rina dan rini duduk di depan seat ku, Edo dan Rica duduk di belakang ku, karena berkumpul dengan cowok cowok lainnya sambil memainkan gitar untuk menghibur kami semua selama perjalanan.
“Ca nyanyiin lagu perpisahan sekolah dong” pinta ku
“Lagu apa ya? Endang soekamti aja ya”
“Boleh deh boleh” ucap ku
Rica mulai memainkan gitarnya, mengiringi kami semua yang bernyanyi.
“Sedih banget deh ah lagunya” Rina bergumam
“Tau nih Delia minta lagu yang perpisahan” ucap Rica
“Yehhh maaf dehh bailin kalian sedihh” ucapku sambil
Kami semua kembali bernyanyi lagi, tentu saja lagu yang membuat ceria kembali, karena kami sedang liburan yang tentunya ingin bersenang senang dan membuat moment yang tak terlupakan
Tak terasa dalam perjalanan, kami sudah hampir sampai hotel tempat kami menginap, sesampainya kami langsung turun dari bis, karena terlalu bersemangat aku pun sampai terpelset di tangga bis,
Dukk
Suara ku yang terjatuh dari tangga bis akibat terpeleset. Kartika yang melihat ku jatuh langsung menolong ku
“Aww sakitt” rintih ku
“Yaampun Del, kok bisa sampai jatuh sih” tanya Kartika
Teman ku yang lain menghampiri ku, dan membabtu ku berdiri
“Ehh del lo kenapa, ayo berdiri dulu” ucap rica yang sedang membantu ku berdiri
“Tadi gua ga hati hati turun nya, terlalu bersemangat juga gua, jadi bisa kepeleset deh” jawab ku yang sambil merintik kesakitan
“Mana yang sakit Del” tanya Rina
”Gua gapapa kok, beneran dehh”
“bisa jalan kan tapi?” ucap rini yang meyakinkan jawaban ku
Aku hanya menganggukan kepala, untung saja tak banyak orang yang sadar kalau aku terjatuh, aku dan teman teman ku segera masuk kedalam hotel.
🌷🌷🌷
Hari pertama di hotel, kami semua istirahat dan merapikan pakaian, sambil menyiapkan diri untuk acara nanti malam, dimana semua siswa akan berkumpul di aula hotel untuk doa bersama kelulusan dan acara lainnya.
Aku sekamar dengan teman teman ku, kami memang tak bisa berjauhan hehehe, diantara kami ber-4 kayanya aku paling simple deh, buktinya dari tadi aku udah rapih, dan masih menunggu mereka.
“Masih lama ya kalian?” tanya ku yang sudah kehabisan kesabaran
“Enggak kok Dell, ini sebentar lagi suer” jawab Rina yang menyadari aku telah menunggu lama
“Iyaudh 5 menit lagi gua tungguin”
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Edo dan Rica datang menghampiri kamar kami, karena mungkin mereka telah menunggu lama.
Tok tok tok
“Iyahhhh tunggu” aku menjawab suara ketukan itu dan bergegas membukakan pintu
“Kalian lama banget sii” ucap Edo dengan kesal
“gue mah udah siap, Cuma nungguin yang lain aja tuh” jawaban ku membela diri
“yaudah cepet dong, keburu selesai deh acaranya” teriak Rica supaya yang di dalam dengar
Setelah kami semua siap, kami pun langsung bergegas menuju aula hotel. Sambil berlari kecil kami semua masih dapat sampai tepat waktu sebelum acara dimulai, karena tak ingin terlewatkan momen bersejarah ini.
Doa bersama kami panjatkan, mengharapkan kelulusan dengan nilai terbaik untuk kita semua, dilanjutkan dengan acara pembacaan puisi, ataupun penampilan lainnya.
Kami sangat menikmati acara ini, ikut menikmati segala sesi hiburan, bernyanyi dan berjoget ria dinikmati semua orang,
Singkat cerita pada bagian ini , besok paginya aku bangun lebih dulu dati pada 3 teman ku yang lainnya, aku langsung mandi, karena nanti pasti akan rebutan kamar mandi, tapi sampai aku selesai mandi pun mereka tetap belum bangun.
“Morning semuanya? Ucapku sambil membuka tirai hordeng
“Jam berapa sekarang del” ucap Rina yang baru terbangun
“Jam 7 ini , matahari udah di atas, bangunin itu yang masih tidur” ucap ku
“Kar Rin bangunnn” kata Rina sambil membangunkan Kartika dan Rini
“Iyahhhh” jawab kartika
Setelah mereka bangun dan langsung mandi, kami langsung keluar kamar untuk sarapan, ternyata Edo dan Rica sudah sedari tadi menyantap makanan mereka.
“Hmm enakk yahh, udah sarapan duluan, gak nunggu in kita” ucap Rini menyinggu Edo dan Rica
“Kalo nungguin kalian mah keburu makan siang, jadi daripada mengorbankan sarapan , gua duluan aja” ucap Edo yang menegaskan ucapan Rini
Mendengar pernyataan Edo kami pun langsung mengambil sarapan, dan kembali berkumpul di meja makan, sambil berbincang bincang hal hal yang mengundang tawa, sampai pertanyaan pertanyaan serius, sehingga banyak kesan yang menjadikan nya ingatan permanen dalam otak.
🌷🌷🌷
Bagian 3
Dua hari liburan bersama terlah kami lewati bersama, meninggalkan cerita yang membekas di ingatan, bahkan terlewat sudah pengumuman kelulusan, selanjutnya semuanya di sibukkan dengan pendaftaran SMAN tujuan masing masing,kecuali aku mungkin, karena bisa melanjutkan sekolah pun aku benar benar beryukur, alasannya sudah ku sebutkan.
Perpisahan dengan teman SMP membuat aku kembali lagi benar benar menyendiri, jauh dari kartika dan yang lain, karena kami akan berbeda sekolah dan masing masing dari kami akan menemukan kembali teman barunya.
Bertemu dengan teman baru lagi adalah ketakutan ku di masa lalu, kini aku harus lebih berusaha untuk mendapatkan teman, tak sengaja aku bertemu dengan Andini, teman baruku di SMA Sandikta.
Aku bertemu dengan nya, dia berada di sampingku saat berbaris di lapangan pada saat MOPDB, kami satu gugus kalo dia gak nyasar gugus..
“Hai kenalin, Andini” ia menyapa ku lebih dulu sambil menjulurkan tangan nya dan memberikan senyum tipis
“Ehh iya, salam kenal, gua Delia” ucap ku dengan saling bersalaman dan membalas senyum nya
Awal bertemu dengan nya ia sangat ceria, selalu menebarkan candaan, asik untuk bermain, berbaur dengan yang lain, bahkan dia yang membantu ku untuk berkenalan yang lain.
Baru ketemu kita udh akrab banget, udah seneng satu gugus bareng eh ternyata dia bukan segugus dengan ku, tapi tak apa terpisah di gugus, akhirnya kita di satukan kembali di kelas X.
“Gak nyangka ya bakalan jadi sekelas, seneng banget deh” ucapku dengan semangat
“Haha iya yah, emang udah takdir kali,” jawab Andini dengan candaannya
“Eh kenalin dulu dong ini Astri” ucap andini
“Eh haii Astri, gue Delia” sapa ku
“Hai juga Del” balas nya
“Yaudh karna udh saling kenal, kantin bareng” ucap Andini
Aku dan astri hanya mengiyakan ucapan andini, sambil berjalan menuju kantin kami melirik lirik sertiap kelas, siapa tau aja ada cowok ganteng hehehe, cuci mata geratis.
Pertemanan kami tak luput dari lika liku pertemanan, banyak kesalahpahaman yang terjadi, membuat kami saling menjauhkan diri, didasari egois masing masing membuat satu sama lain tak ingin mengalah.
Teman teman yang lain memperhatikan kerenggangan kami ber-3, lebih tepatnya aku yang di asingkan, aku yang terbiasa dengan kesendirian bersikap cuek saja.
Sepi kembali menyeliputi ku, tanpa notifikasi chat dari mereka, tanpa tegur sapa, canda dan tawa yang berhamburan, yang ada hanya sindiran.
Aku tak tau apa itu musuh, jika mereka menganggap ku musuh berbeda arti dengan ku, aku mengartikan sindiran adalah perhatian, yang ku tahu mereka melakukan itu hanya belum puas dengan apa yang mereka inginkan.
🌷🌷🌷
Dipersatukan kembali di kelas XI, bereng bareng lagi bertiga, dan kembali tak berjalan mulus, kali ini aku dan Andini menjauhkan astri, entah dimulai karena apa, tapi kami masing marsing memang tidak menemukan feel yang baik saat itu.
“Din beneran kita bakal diemin Astri?” kataku
“Yah gimana ya Del, bukan niat jahat jauhin dia, supaya dia mikir dulu kenapa bisa kita jauhin” jelas Andini
“Iya iya din, semoga aja dia ga salah paham ya” m
”Semoga berubah deh tuh anak” ucap andini
Bukan tanpa alasan kami menjauhkan Astri, sebagai temannya kami mau satu sama lain saling membawa pengaruh baik, bukan karena astri buruk juga kok, tapi mungkin sikap dia memang begitu, kurang cocok aja.
Astri yang menyadari sikap kami berbeda dengannya akhirnya mmenanyakan kesalahannya.
“Kok kalian diemin gua terus sih?” tanya Astri dengan heran
“Akhirnya ngerasa juga yaa” kataku sembari melirik ke Andini
“Tau lo, gak peka an banget deh” kata andini
“Ihk jahat banget si lo pada, salah apa gue?” ucap Astri
“Lo gak salah ko stri, cuma ajah sikap lo terlalu nunjukin lo kayak anak nakal” jawab Andini yang menjelaskan pertanyaan Astri
“Iyah gitu stri, emang lo mau semua orang tanunya lo yang jelek jelek nya ajah?” lanjut ku
“Iya iya gua sadar kok sikap gua berlebihan banget, maaf yahh”
“Kita yang minta maaf karena udh diemin lo” ucap ku
“Gak tega si sebenernya diemin lo, semi sebenernya tapi kita lakuin biar lo ngerasa aja, maaf ya” lanjut andini
Kami berpelukan, mengalahkan kesalahpahaman, menghancurkan sikap buruk, meninggalkan kesan yang mendalam bagiku , menyayangi teman dengan tulus seperti yang telah di tetapkan.
Kami bahkan pernah bertengker hebat, berpencar sendiri sendiri, dingin terhadap satu sama lain, sang ego menjadi raja , sesekali sindiran terlihat jelas, menutupi rasa sayang yang terpendam, menutupi isi hati.
Setelah beberapa hari berlalu, kami dipangil wali kelas ke kantor guru, kami ber-3 ditanyai satu persatu ada apa masalah yang sebenarnya terjadi.
“kalian kenapa kok aneh benget ya akhir akhri ini, gak bareng bareng lagi, sebenernya ada apa?” tanya bu Siti
Kami semua hanya dia, mengunci mulut dengan rapat, tak ada yang mau untuk menjelaskan.
“Ibu tanya sekali lagi, kalian kenapa ko saling jauh jauhan?” tanya bu Siti sekali lagi8
“Gak tau tuh bu tiba tiba Andini sama Delia jauhin saya”
“Benar begitu?”
“Iyah mungkin Astri ngerasa nya kita jauhin dia bu, tapi maksud kita ga gitu bu, emang salah paham aja bu” ucapku menjelaskan apa yang terjadi
“Kita juga gak maksud buat gak temenan sama astri lagi bu, Cuma aja kita gak cocok beberapa hal aja bu” tambah Andini
“Yasudah ambil saja jalan tengah nya, kalian saling memafkan yang telah terjadi, jangan meninggalkan dendam di hati kalian, bagaimana pun kalian adalah satu kesatuan” ucap bu siti dengan memeluk kami semua
Kami semua menangis, menyesali perbuatan kami, memberikan peluang bagi ego untuk perpisahan kami, sambil menyeka air mata, aku teringat semua kenangan kebersamaan kami, tak ada persahabatan yang sempurna memang.
🌷🌷🌷
Berhari hari dari kejadian kami bertengkar hebat, Andini pindaah sekolah, karena ikut keluarga nya yang pindah, kami ber-3 benar benar berpencar, meski kini aku masih sering chating dengan Andini, rasanya tak cukup hanya itu, impian ku tentang perpisahan kami saat wisuda pun sirna begitu saja.
Aku kira perpisahan masa SMA akan indah, tak apalah tentang ini, aku masih bisa menemuinya diluar Andini di luar sekolah.
Pada kelas XII aku terpisah kelas dengan Astri, aku duduk sendiri, untung saja ada anak baru, dia murid pindahan, namanya Syafa Aura.
“Temen temen kita kedatangan murid baru, silakan nak perkenalkan diri mu” ucap bu guru
“Hallo kenalin nama gua Syafa Aura, gua pundahan dari Daya Utama Bekasi”
“Yaa sudah silakan duduk”
Aku yang duduk sendiri menawarkan tempat duduk sebelah ku untuk nya.
“Syafa duduk sebelah saya aja bu” tawar ku
“oke syafa kamu duduk di sebelah delia”
Syafa menghampiri tempat duduk ku yang kosong , kami mencoba untuk akrab, karena kedepannya kita adalah partner.
“Hai…” Ucapku sambil senyum tipis
“Haii juga”
“Semoga betah ya belajar disini kedepannya”
Syafa menganggukan kepalanya sambil tersenyum, kemudian kami saling mendekatkan diri, aku lebih bertanya tentang dirinya.
“Tinggal dimana syaf” tanya ku
“Di cilepuk IV Del..”
“Ohh disitu, oh ya kenaoa bisa pindah kesini”
“Kebetulan gua pindah rumah kesini, jadi nyari sekolah yang deket rmh deh” jelas syafa menjawab pertanyaan ku
Aku hanya menganggukan kepalaku, kami melanjutkan dengan bercerita tentang diri masing masing.
Aku dan Syafa bertambah akrab dan saling asik satu sama lain, kami ke kantin ber-2 bahkan sakit ber-2 di uks, yah memang ga banyak ke samaan, bahkan terlihat helas jika kita berbeda pendapat.
“Mau gua atau lo yang nulis nih Sap” tanya ku pada sapeh, panggilan akrab nya
“Gua aja deh, lo yang nulis berantakan” ucap nya
“iyah iya deh si rempong” ucap ku sambil menyerakan pena
Syafa sangat artstetic, semua yang dia lakuin pasti bagus, tapi kadang ya ketutup sama malesnya, bahkan dia sangat peduli pada kerapian menulis, beda banget dengan ku.
“Apus dulu ni yang lo tulis, atau ga ganti kertas aja dehh” ucap nya
“yaampun Sapp ini ga kotor”
“tapi jelek Dell”
“Iyaya ganti kertas”
Dari pada lama lama argumen sama syafa , aku mengalah saja, lagi pula menyenang kan hati nya tak sulit.
Sekarang kami memasuki semester akhir, kami disibuki dengan ujian praktek, try out, pedalaman materi.
“Syaf abis ini lo mau kuliah di mana?” tanya ku
“Gua mau kuliah di UNJ Del, insyaallah si jurusan sastra”
“Amiin Syaf semoga terkabul”
“Lo mau kuliah di mana?” tanya Syafa
“Insyaallah kita bakal satu kampus, gua jurusan guru TK” ucapku
“Aamiin”
Aku dan Syafa saling menyemangatkan untuk menghadapi ujian nasional, tak terasa waktu kami bersama tak lagi lama, setelah dari itu kami akan sibuk dalam urusan masing masing.
Ujian nasional memang selalu menegangkan, dimana menjadi nilai yang tertulis pada ijazah kami, tentunya masing masing sudah mempersiapkan diri, begitupun juga dengan aku dan Syafa.
“Sapp” aku memanggil Syafa yang sedang berjalan ke arah ku
“Gimana lo udah siap buat bertempur dengan soal” ucap syafa
“Hahaha tempurr, sapp ini ujian Nasional bukan ujian hidup” ucap ku
“Jadi gimana? Udh siap belom?” tanya nya sekali lagi
“SIAAAPPPP 100% ☺”
“Oke deh bagus, nanti gua nyontek ya heheheh” candanya
Bagaimana mau menyontek dalam ruangan saja ada dua guru pengawas, 2 CCTV , dan setiap komputer berbeda soal hahahhaah.
🌷🌷🌷
Bagian 4
Usai sudah ujian kami, selanjutnya adalah bagian terberat kami semua, berpisah menuju kedewasaan yang sesungguhnya, perpisahan kami diadakan di Jogja, dengab suka cita guru guru kami melepas kami semua dengan acara wisuda, keberhasialan dan kesuksesan menjadi doa sekaligus hadiah yang tiada tara.
Selanjutnya kami memasuki dunia kampus, aku kuliah di UNJ fakultas PGPaud bagai mana dengan syafa?, ia juga kuliah disini sama dengan apa yang kami doa kan, senang rasanya mewujudkan mimpi.
Bagaimana dengan teman teman di kampus? Apakah aku masih suka sendiri?, sepertinya udah tidak, kini aku memiliki banyak teman, teman satu kelas kampus sih tapi diluar itupun juga banyak, KaTing dan teman exskull pun juga ada.
Aku menjadi mudah bergaul tanpa rasa khawatir tak ada yang menemani, pertemanan adalah bukti dari rasa saling menyayangi, teman teman ku di kampus sangat peduli satu sama lain.
“Heh del bangong aja, kesambet lo nanti” ucap Lina, sahabatku, Lina menghampiri ku yang sedang duduk terlamun di kantin
“Eh Lin, kenapa?” ucap ku
“Lo gak ada kelas emang?”
“Ada nanti jam 1 ” kataku sambil melihat jam tangan
“Ohhhhh”
“Yang lain mana, kok lo sediri?” aku Lina berbeda fakultas, kami kenal di exskull.
“Telat mungkin, gua belom ketemu dari tadi” katanya
Memang tak lama kemudian Fika dan Rosa datang bersamaan, mereka adalaah KaTing ku, kami juga kenal tak sengaja dari kumpul exskull, hingga menjadi akrab sepperti ini.
“Haiii guyss” ucap ka Fika
“Haiiiii ☺”
“Gak ada kelas kalian?” ucap ka Rosa
“Ada gua kak, nih mau cabut” balas ku
“Ohh gitu, yaudh gih nanti telat lo, jangan lupa nanti jam 4 exskull” ucapnya lagii
Aku hanya mengacungkan jempol daan segera berjalan menuju kelas, membosankan memang berada di dalam kelas pak wahyu, caranya membahas materi seperti membacakan dongeng, 2 jam berlalu pelajaran pak wahyu, aku keluar kelas bersama teman ku yang lainnya, ada Disa, Rosa, dan Tami.
“Pada mau kemana nih” tanya Tami
“Gua mau langsung pulang deh, nyokap gua sendirian dirumah” Rosa
“Oh yaudh deh gua juga balik” Ucap Tami
“Kalian hati hati, gua sama Disaa lanjut Exskull”
Kami berpisah di luar kelas, tanang saja besok bertemu lagi, kami hanya berharap keputusan hanya di tangan Allah SWT, kami memiliki banyak waktu bersama yang dihiasi sejuta rencana.
“Haii kok sepi banget” ucap ku dan Disa yang baru datang, melihat baru ada Ka Fika , Ka L
“Iya yang lain masih pada OTW” saut Ka Fika
“Iyudh sekalian aja tungguin yang lain gua ngadem dulu” ucap Disa yang dari tadi ngeluh kepanasan
“Yaudh sana di bawah kipas” ucap Lina
Kami menjalani exskull dengan penuh gembira, seselkali menjadi tempat cerita keluh kesal, bahkkan adanya perkumpulan semacam ini membuat kami memiliki kasih sayang baru, kebersamaan yang kami bangun menjadi sekuat benteng.
🌷🌷🌷
Pada semester akhir kami disibuki dengan skripsi, perang bagi setiap mahasiswa, jam tidur menjadi kurang dan pengeluaraan menjadi bertambah untuk biaya skripsi, tapi membuat kami semua bersemangat karena ada yang harus bahagia dari setiap usaaha.
“Gimana skripsi lu Disss” ucap ku kepada Disa
“Kayanya harus revisi sedikit nih, tapi gua semangat ko ngerjainnya, gasabarrr banget wisuda” balasnya
“Yaudh gua tunggungin kok, semangat yaa” ucap Rosa yang skripsinya sudah di ACC
“Udah Giliran gua nih, doain yaa” ucap ku sambil berjalan menuju ruang sidang skripsi
Saat memasukinya aku sangat gugup dan lemas tapi tak mematahkan semangatku, aku menjelaskan materi yang di bahas di dalam skripsi ku.
Para dosen mengagumi presentasi ku, aku yang sangat senang tersenyum sangat sumbringah dan kegirangan karena skripsiku di sambut dengan hangat dan di hargai dengan ACC dari para dosen, usai sidang aku kelur darri ruangan dan kembali menghampirii teman teman ku.
“Yaampun seneng banget, akhirnya keringat dan air mata gua ga sia sia” ucap ku sengan penuh semangat
“Alhamdulillah ya dell” ucap Tami yang memang juga revisi
“Kalian bantuin gua revisi ya” ucap Disa
“Iyaa kalo perlu kita nginep di rumah lo” ucap ku
“Bantuin gua jugaa helloo” ucap Tami
“Iyalah Tami kuuu”
🌷🌷🌷
Akhirnya skripsi kami selesai, 4 tahun adalah waktu yang cukup bagi kita bersama, suka duka terlalu banyak untuk diceritakan, ini adalah bagian terberat, kembali berpisah setelah banyak kisah yang menjadi kenangan.
Kami berpisah dengan kebahagiaan, wisuda yang menjadi harapan diri sendiri tentunya membuat orang lain bahagia juga, doa yang di panjatkan menjadi harapan kami menuju kesuksesan.
“Acaranya udah mau mulai Del” ucap Disa
“Yaudh ayo kita masuk kedalam” aku dan teman teman lainnya masuk ke dalam ruangan wisuda kami
kami memakai jubah dan toga wisuda dengan rasa bangga, kegembiraan terpancar dari senyuman orang tua yang meridhoi perjalanan anaknya.
Setiap orang menikmati acara wisuda, dengan penuh sorak kebanggaan menyelimuti ruangan dengan hangat, menjadi ajang penebaran kebanggaan, mamah dan papah memang datang dalam wisudaku, aku senang walau hati kecilku mengharapkan mereka datang sebagai pasangan suami istri, tapi memang kenyataan tak selalu berjalan sesuai keinginan.
Berpisah dengan teman teman ku sudah sangat berat, kami akan kembali lagi bertemu, meskipun nantu akan disibuki dengan cinta atau cita cita tetap semisa kami membagi waktu yang menjadi pemersatu kami, seperti acara reuni atau pun hanya kumpul melepas rindu saja.
Teman baik adalah salah satu rezeki yang di berikan Allah SWT, layaknya bunga matahari ketika bermekaran mereka menebarkan keindahan dan ketika bunga matahari tak bermekaran ada awan yang selalu menjaga dan menghibur bumi beserta isinya.
Tak ada yang mengharapkan kesulitan, kami sudah hidup di era teknologi, yang artinya segala kesulitan dapat di bantu dengan danya teknologi, kalo kangen tinggal WhatsApp, kalo laper tinggal GoFood, kalo gapunya kendaraan tinggal pesen OJOL, segala sesuatu sudah di permudah, tinggal dari diri sendiri saja dari kemauan.
🌷🌷🌷
Bagian 5
Sekarang aku telah berkerja sebagai guru TK di salah satu daerah Jakarta, karena jauh dari rumah ku akhirnya aku menetap kan untuk ngontrak di dekat tempat kerja ku, kontakan berukuran sedang cukup besar ditempati sendiri.
Saat ini juga aku memiliki tunangan, bernama Rio Setiawan, aku lebih sering memanggil nya Awan, entah kenapa aku suka saja nama itu, dia adalah sosok pria yang tegas dan sangat bijaksana dalam berbicara, aku bersyukur sekali menjadi pasangannya.
Tok tok tok
“Assalaamu'alaikum” suara dari luar pintu, Awan menjemput ku untuk pergi makan malam
“Waalaikumsallam” aku bergegas membukaan pintu
“Kamu udah siap yang?” tanya mas Awan
“Udah kok, mau langsung jalan?”
“Yaudh ayo”
Kami menuju mall pondok indah, sepanjang perjalanan banyak hal yang kami obrolkan di dalam mobil sambil mengisi waktu karena macet di perjalanan.
“Kamu deg deg an ga, satu minggu lagi kita udah akad nikah loh” tanya mas Awan
“Banget lah mass, rasanya mau copot jantung aku” balas ku
“Yaudh kamu berdoa saja biar lancar acara kita, karena sega perisapan sudah 100%, kamu tetap meminta perlindungan Allah SWT” ucap nya dengan nada yang lembut membuat hati ku tenang dari kegelisahan
“Iya masss”
Tak lama kemudian kami sampai tujuan, kami langsung menuju restoran yang telah kami reservasi terlebih dahulu, restoraan bernuansa korea tapi tetap menghidangkan makanan yang halal.
“Kamu pesan yang banyak, ini kan makanan kesukaan kamu” ucap mas Awan
“Nanti kalo gak abis mubazir mas, aku kan harus tetap stabil berat badannya biar nanti baju pengantin nya ga kesempitan”
“Iyaudah kamu makan yang cukup, jangan sampai nsakit aku sedih kalo kamu sakit” Nasihat mas Awan
Aku memesan beberapa menu yang aku suka, tak banyak tapi cukup untuk mengenyangkan perut ku, kami menyantap hidangan dengan penuh kenikmatan dan canda tawa yang bertebaran.
Selepas makan Mas Awan menemaniku berbelanja skin care, dia menemaniku dengan penuh kesenangan, tak mengeluh cape pada ku, bahkan kami sring rebutan siapa yang bayar ini semua.
“Abis ini langsung pulang ya, udh malem kamu harus istirahat” ucap mas Awan
Aku hanya menggangguk menyetujui ucapan mas Awan, memang sudah jam 9 lewat kaami bergegas menuju parkir, aku memiliki kebiasaan tidur awal, yang artinya aku akan tertidur di dalam mobil sampai rumah.
Aku tidur dengan sangat nyaman, yang ada di pikiran ku, aku harus tetap terlihat cantik walaupun sedang tidur, aku malu kalau terlihat mulut terbuka saat tidur
“Yang bangub udah sampe” ucao mas Awan membangunkan ku sambil menepuk bahu ku
Aku terbangun membuka mata dan tersadar sudah dampai rumah, dan turun dari mobil mas Awan.
“Iya mas”
“Yaudh masuk gih, jangan lupa ganti baju sama bersih berih dulu ya” ucap mas Awan
“Iyaa mas”
Aku yang setengah sadar berjalan ke depan pintu rumah ku, mengambil kunci dan bergegas masuk kedalam.
🌷🌷🌷
Satu minggu setelah itu adalah acara pernikahan kami, akad dan resepsi pernikahan kami digelar di sebuah gedung di kawasan jakarta timur, lokasi yang strategis untuk semua tamu undangan menjadi penambah kemeriahan acara kami.
Banyak yang hadir pada acara kami, teman, kerabat dan sanak saudara menjadi tamu tamu yang membawa keberkahan untuk kami, setiap orang mendoakan kebaikan bagi rumah tangga yaang akan kami bina
“Selamat ya Del, semoga sakinah mawadah warohman” ucap Andini
“Aamiin ya rob, makasi ya Diniii” ucap ku sambil bersalaman dengannya
“Selamat ya” ucap pasangan Andini
“Makan dulu ya yang banyak, abisin semua hidangannya hehhee” canda ku
Andini datang bersama rombongan lainnya, ada beberapa teman mainku dengan andini, Dibelakaang barisan ada beberapa teman kampus ku.
“Selamat ya Dell, semoga cepet punya bayi” ucap Rosa, ada Tami dan Disa
“Makasiii rosaa”
Kami di lanjutkan dengan berfoto ria, mengabadikan moment yang menjadi kebahagiaan aku dan mas Awan, banyak juga kerabat dan teman kantor mas Awan yang datang dan ikut serta memeriahkan pesta pernikahan kami.
Banyak teman teman dekat ku yang datang, mereka memberi selamat dan doa yang menjadi hadiah yang, teman saat masa sekolah berdatangan dengan pasangannya masing masing, ada yang mau menikah juga ada yang lagi hamil, baahkan ada juga menikah satu hati setelah hari pernikahan ku
🌷🌷🌷
3 hari setelah acara pernikahan kami, aku langsung bulan madu di pulau Rote, pulau yang menjadi impian kunjungan ku sejak masa SMA.
Kini aku telah mengandung memasuki usia 9 bulan yang artinya hitungan hari aku akan melahirkan bayi kembarku, tak sabar aku menantikan kehadiran putra putri kecil ku, yang kuharap kan mereka sehat dan selalu dalam perlindungab Allah swt.
Sikap suami ku menjadi sangat perhatian, segala pekerjaan rumah di kerjakan oleh pembantu, haal yang aku lakukan hanya menyenangkan pikiran ku, karena ibu hamil tak boleh memikirkan hal hal berat
Hari ini hari minggu Mas awan libur kantor, dan ia mengajak ku membeli kebutuhan bayi kembar kami, mas Awan sangat antusias dan sangat bersemangat, buktinya dia sudah rapih di pagi hari, katanya sekalian jalan pagi dulu.
“Bun udh siap belum” tanya Mas awas yang datang dari balik pintu luar kamar
“udah Ayah”
Sampai tujuan kaami memnghabiskan waktu memilih baju daan perlengkapan bayu lainnya, karena bayi kami kembar segala sesuatu yang kami beli sepasang untuk bayi perempuan laki laki.
Kami membeli 2 stroller bayi yang dapat di ganbungkan, mas Awan memilihkan warna biru dan merah muda yang cocok untuk bayi kami.
Setelah semua kebutuhan terbeli kami bergegas pulang dan istirahat, karena kaki ku sudah pegal berkeliling mall, disertai kontaksi yang membuat ku merintih kesakitan.
Sekitar 10 hari setelah membeli peralatan bayi, aku mengalami mengalmi kontaksi besar hingga dilarikan kerumah sakit ibu dan anak dekat rumah kami, pas di periksa aku ternyata sudah pembukaaan 6, aku harus menunggu sampai pembukaan 10 hingga akhirnya proses melahirkan secara normal,
Karena anak ku kembar aku akan bertaruh hidup dan mati dua kali dalam satu waktu, aku sangat berterima kasih kepada Allah SWT karena segala ke ridhoan nya aku dapat menikmati perasaaan menjadi ibu yang paling bahagia.
Orang tua ku dan orang tua mas Awan datang ikut menemani proses kelahiran ku dan menantikan dengan penuh suka cita.
Sekitar 4 jam dari aku masuk sumah sakit, ooaki dipindahkan di ruang bersalin, dengan ditemani mas Awan yang menyemangati ku, aku mengatur nafas ku dan berteriak sekuat tenaga hingga bayi laki laki ku lahir pertama, selang 5 menit aku kembali melahirkan bayi perempuan ku.
Mas Awan mengadzan ni bayi kami dengan suara lembut nya, orang tua kami sangat senang atas kehadiran bayi kami, kami sudah menyiapka nama untuk bayi bayi kami yang sangat lucu, Andra Setiawan dan Andara Setiawan, nama itu tellah kami seiapkan dari aku masih hamil 7 bulan.
Suka cita menyelimuti keluaga kecil kami, kehadiran malaikat kecil kami menambah kebahagiaan yang tiada tara, banyak kerabat ku dan mas Awan yang datang untuk menjenguk ku dan melihat bayi ku.
Banyak yang memuji dan mendoakan anak kami menjadi sholeh dan sholehah AAMIIN.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete